Penyakit hama tanaman kopi menjadi salah satu penyebab menurunnya produksi atau produktivitas kopi di Indonesia. Maka dari itu, di butuhkan upaya pengendalian hama dan penyakit kopi dengan sebaik mungkin agar serangan hama dapat di tangani dengan baik.
Lantas apa saja jenis hama tanaman kopi? Bagaimana gejala serangannya? Berikut kami sajikan ulasan lengkapnya untuk kamu semua.
Jenis Hama Tanaman Kopi, Siklus Hidup dan Gejala Serangannya
Penyakit hama tanaman kopi merupakan salah satu faktor pembatas dalam budidaya tanaman ini. Tapi tenang saja, sekarang sudah ada Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang merupakan pendekatan pengendalian yang mengutamakan keseimbangan ekosistem agar ramah lingkungan. Namun, meskipun demikian kamu harus tetap mengenali jenis-jenis hama kopi yang suka menyerang tanaman ini. Berikut adalah beberapa di antaranya:
Hypothenemus Hampei atau Kumbang Penggerek Buah Kopi
Hama tanaman kopi pertama yang wajib kamu ketahui yaitu kumbang penggerek kopi (PBKo) Hypothenemus hampei (Ferrari) (Coleoptera: Scolytidae) yang sudah mengalami metamorfosis sempurna (holometabola).
Telurnya berbentuk elips, putih transparan, dan kuning saat menetas, sangat kecil, 0,52–0,69 mm. Larva nya berbentuk seperti huruf “C”, tidak berkaki, berkepala bening, serta berwarna putih. Panjang tubuh larva instar terakhir adalah 1,88–2,30 mm.
Bentuk prapupa mirip dengan larva, hanya saja kurang cekung, dan warnanya putih susu. Ukuran pupa bervariasi, panjang 1,84–2,00 mm. Kumbang ini berwarna hitam coklat serta kakinya lebih ringan dengan betina (1,7 mm x 0,7 mm) lebih besar di bandingkan jantan (1,2 mm x 0,7 mm).
Tubuh kumbang pendek dan bulat dengan pronotum menutupi kepala. Kumbang betina bertelur 35-50 telur di lubang bor selama hidupnya, lalu ketika menetas, 33-46 telur (92%) adalah betina.
Baca Juga : Jenis Hama Tanaman Padi dan Cara Pengendaliannya
Siklus Hidup
Kumbang betina dapat hidup hingga 190 hari, sedangkan kumbang jantan hidup maksimal 40 hari. Kebanyakan kumbang betina yang sudah kawin akan keluar mencari buah kopi baru sebagai tempat bertelur. Kumbang ini bisa hidup di buah kopi hitam kering yang masih menempel pada pohon atau sudah jatuh ke tanah.
Kumbang jantan tetap hidup di dalam buah yang terinfeksi. Hama PBKo ini sangat merugikan karena dapat berkembang biak dengan cepat dalam jumlah banyak.
Gejala Serangan
Hama tanaman kopi PBKo menyerang semua jenis kopi (Arabika, Robusta dan Liberika). Kumbang betina mulai menyerang pada minggu ke 8 setelah berbunga pada saat buah kopi masih lunak untuk memperoleh makanan sementara, kemudian menyerang buah kopi yang keras untuk berkembang biak.
Kumbang betina akan membuang bagian ujung bawah buah, dan biasanya kamu akan melihat kotoran dari liang di sekitar lubang masuk. Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama ini ada dua macam, yaitu hilangnya buah muda serta hilangnya hasil panen secara kuantitas dan kualitas.
Serangan pada biji kopi yang masih lunak akan menyebabkan buah gagal berkembang, berubah warna menjadi kuning kemerahan, dan akhirnya gugur, sedangkan serangan pada biji kopi yang keras akan menyebabkan penurunan kualitas biji kopi akibat lubang pada biji.
Biji kopi yang cacat memberikan pengaruh yang sangat negatif terhadap komposisi senyawa kimia. Khususnya kafein dan gula pereduksi yang akan mempengaruhi cita rasa.
Kumbang Penggerek Cabang Kopi (Xylosandrus Morigerus)
Kumbang yang di sebut serbuk ranting ini sangat suka menyerang tanaman kopi, hama ini tersebar mulai dari Afrika Timur, Madagaskar dan Asia termasuk Asia Tenggara. Serangan tersebut menyebabkan ranting atau dahan mati serta daun menjadi layu.
Hama tanaman ini biasanya lebih suka menyerang cabang yang sudah tua/sakit. Ia juga menyerang ranting muda yang masih empuk. Kumbang ini membuat lubang pada dahan pohon kopi agar pohon tersebut tidak menghasilkan buah.
Kematian ranting akibat serangan Xylosandrus morigerus. dapat mengurangi hasil panen secara signifikan. Tanaman inangnya adalah kopi, biasanya kopi Robusta. Jenis kopi lain yang kurang populer, tanaman inang lainnya adalah teh, alpukat, mahoni
Siklus Hidup
Perkembangan kumbang ini dalam satu generasi membutuhkan waktu 3-6 minggu. Rasio pria dan wanita adalah 1:20. Kumbang betina kawin di terowongan induknya sebelum terbang. Kumbang betina membuat terowongan pada dahan atau ranting.
Kemudian membuat ruangan tidak beraturan untuk bertelur. Kumbang bubuk ini juga dapat menyebabkan tumbuhnya jamur ambrosia pada dinding terowongan.
Jamur ini di makan oleh kumbang bubuk sebelum bertelur. Jumlah telurnya sekitar 80 butir. Panjang kumbang bubuk ini sekitar 1,5 mm berwarna coklat tua. Larva berwarna putih dan panjang sekitar 2 mm.
Kumbang Bubuk Dahan/Ranting Kopi (Xyleborus Compactus)
Para ahli tanaman mengungkapkan bahwa serangan kopi Robusta oleh Xylosandrus compactus dapat menurunkan hasil sekitar 20%. Penyebaran hama kumbang bubuk dahan/ranting kopi terjadi melalui perpindahan hama dari satu pohon ke pohon lainnya.
Semakin dekat jarak antar pohon maka semakin besar kemungkinan terjadinya perpindahan hama (penularan) ke pohon lain. Penggerek ranting kopi (Xyleborus compactus) merupakan hama utama yang menyerang tanaman kopi dan menyebabkan penurunan yang signifikan dalam tanaman kopi.
Proses pembuatan lubang oleh X. compactus menyebabkan ujung cabang menjadi layu, menguning lalu mati. Imago betina adalah penyebab utama kehancuran. Menyerang cabang lateral, batang muda dan tanaman kopi di persemaian. Tanaman muda yang terserang bisa mati.
Kumbang ini berwarna hitam, panjang 1,5 – 2 mm. Larvanya berwarna putih, sedangkan kepalanya berwarna kuning. Larva memiliki panjang 2 mm. Imago jantan berukuran lebih kecil di bandingkan imago betina dan tidak mempunyai sayap. Larva yang baru menetas berukuran kecil, berwarna putih, tidak berkaki, bergerak secara peristaltik (melambai).
Baca Juga : 10 Jenis Hama Tanaman Cabai dan Cara Penanganannya
Siklus Hidup
Hama tanaman kopi ini merupakan kumbang yang membawa makanan kepada anaknya yaitu jamur Ambrosia sp. Imago betina membuat lubang pada ranting, kemudian menggali lubang tersebut selama kurang lebih 15 jam, kemudian berhenti menunggu berkembangnya Ambrosia sp. yang dia bawa ke lubang.
Setelah dinding lubang tertutup jamur, kumbang betina akan kawin. Jumlah telurnya sekitar 30-50 butir, di tempatkan dalam kelompok kecil yang terdiri dari 8-15 butir telur. Lalu 5 hari telur menetas, dan setelah 10 hari kemudian larva akan menjadi pupa.
Hama X.compactus menyelesaikan siklus hidupnya dengan mengalami metamorfosis sempurna, mulai dari telur, larva, pupa, dan serangga dewasa di dalam lubang. Faktor penting yang mempengaruhi perkembangan populasi serta serangan kumbang bubuk dahan/ranting kopi adalah kelembaban udara.
Ahli tanaman mengatakan bahwa pada kelembaban yang relatif rendah, kemungkinan serangan hama penggerek ranting lebih kecil.
Gejala Serangan
Serangan ini di tandai dengan adanya lubang bor berdiameter sekitar 1-2 mm pada permukaan cabang tanaman kopi. Lubang bor ini masuk ke dalam cabang dengan panjang 20-50 mm. Lubang bor yang dibuat oleh X. compactus betina dewasa merupakan tempat tinggalnya.
Setelah bosan, serangga betina bertelur di dalam lubang tersebut hingga menetas dan tumbuh menjadi dewasa. Larva di dalam lubang bor tidak memakan jaringan tanaman melainkan memakan jamur ambrosia (Fusarium solani) yang tumbuh serta berkembang di dalam lubang bor.
Spora jamur dibawa oleh X. compactus betina dewasa saat membuat lubang. Aktivitas larva saat memakan jamur menyebabkan kerusakan jaringan tanaman di dalam lubang sehingga mempengaruhi kedalaman dan panjang lubang.
Serangga betina dewasa yang sudah kawin akan keluar dari liangnya untuk mencari inang baru. Akibat adanya lubang bor pada dahan mengganggu pengangkutan unsur hara sehingga ujung dahan menjadi layu, daun menguning, dahan menjadi hitam dan dapat mengakibatkan kematian.
Demikian penjelasan dari kami mengenai hama tanaman kopi lengkap dengan siklus hidup serta gejala serangannya. Semoga dengan adanya penjelasan diatas, dapat membantu kamu menjaga kualitas kopi Indonesia, ya.