Siapa bilang bercocok tanam hanya bisa dilakukan di lahan luas? Sahabat bisa memanfaatkan lahan yang ada untuk menyalurkan hobi bertanam, apalagi ada cara membuat hidroponik paralon yang cocok untuk lahan sempit.

Salah satu langkah alternatif di tengah lahan yang terbatas, metode hidroponik menjadi favorit bagi banyak orang untuk bercocok tanam. Meskipun sudah dikenal sejak tahun 1950, metode ini kembali diminati karena lahan tanam yang semakin sulit ditemukan.

Beberapa negara bahkan menjadikan metode tanam ini sebagai solusi untuk tetap menyalurkan hobi berkebunnya, seperti di negara Australia, Jerman, dan Belanda. 

Ingin tahu bagaimana cara berkebun menggunakan metode hidroponik? Sahabat bisa mengetahui jawabannya bagaimana menanam dengan metode hidroponik sekaligus pembuatan medianya dari paralon.

Baca juga:

Teknik Membuat Hidroponik Paralon yang Biasa Digunakan

Sebelum mengetahui langkah pembuatan hidroponik dari paralon, Sahabat harus tahu apa yang dimaksud dengan hidroponik. Metode budidaya tanaman ini dilakukan dengan memanfaatkan larutan mineral atau air bernutrisi tanpa menggunakan tanah.

Media alternatif yang biasa digunakan dalam metode tanam ini adalah serbuk kayu, sabut kelapa, pasir, serat mineral, pecahan batu bata atau genteng, dan lain sebagainya. Hidroponik menjadi pilihan terbaik untuk Sahabat yang hobi bercocok tanam tapi tidak memiliki lahan.

1. Deep Flow Technique (DFT)

Deep Flow Technique (DFT)

Membuat hidroponik paralon tidak boleh sembarangan karena tergantung pada teknik penanaman yang dilakukan. Teknik pertama yang bisa diterapkan saat menanam dengan media hidroponik paralon adalah Deep Flow Technique (DFT).

Teknik ini menggunakan pipa paralon lebih dalam, sekitar 1/4, 1/2 atau 5 cm bagian pipa untuk mengalirkan air. Pembuatan paralon lebih dalam ini berguna untuk membuat aliran nutrisi lebih tinggi sehingga aliran air bernutrisi ini sesuai batas keluarnya saja.

2. Nutrient Film Technique (NFT)

Nutrient Film Technique (NFT)

Kebalikan dari teknik DFT, Sahabat juga harus mengenal Nutrient Film Technique (NFT) sebagai salah satu teknik penanaman pohon secara hidroponik. Metode ini meletakkan akar tanaman pada lapisan paling dangkal, yaitu kurang lebih 0,5-1 cm.

Aliran air akan beredar secara tidak langsung sehingga nutrisi yang terkandung sangat dibutuhkan tanaman dari hidroponik. Idealnya, teknik ini dilakukan pada media datar, misalnya talang air berbentuk persegi jadi tidak sembarang digunakan begitu saja.

Tahapan Membuat Hidroponik Paralon secara Lengkap

1. Persiapkan Alat dan Bahan Hidroponik

Persiapkan Alat dan Bahan Hidroponik

Jika Sahabat ingin membuat hidroponik paralon dengan benar, maka persiapan harus dilakukan dengan benar pula. Pastikan semua alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan hidroponik paralon sudah disediakan sesuai ukuran yang akan dibuat.

Berikut ini beberapa alat dan bahan yang harus dipersiapkan:

  • Paralon berukuran 3 inci
  • Lem paralon
  • Bor listrik
  • Penyambung paralon berbentuk T dan L
  • Gergaji
  • Tutup paralon
  • Selang
  • Solder
  • Net pot atau gelas plastik bekas minuman
  • Pompa air aquarium
  • Benih tanaman dan media tanam.

Alat dan bahan tersebut bisa digunakan untuk membuat hidroponik DFT maupun NFT tinggal menyesuaikannya dengan ukuran paralon dan jumlah lubang yang ingin dibuat.

2. Merancang Rangka Pipa

Merancang Rangka Pipa

Jika semua alat dan bahan yang dibutuhkan sudah tersedia, saatnya proses perakitan menjadi hidroponik. Dalam proses perakitan, dibutuhkan kreativitas untuk menuangkan ide menarik sehingga paralon yang tersedia bisa menjadi media tanam yang tepat.

Sahabat bisa menggunakan paralon yang sudah dilubangi dengan jarak pas. Pelubangan paralon dilakukan menggunakan alat bor agar lebih mudah, misalnya membuat lubang sebanyak 20 buah untuk satu paralon.

Banyak contoh gambar yang bisa digunakan sebagai panduan untuk merakit hidroponik dari paralon agar tidak salah rakit. Nantinya, media tanam ini bisa digunakan untuk menanam berbagai sayuran, seperti kacang panjang, kangkung, pakcoy dan sayuran lainnya.

3. Memasang Wadah Air Mineral atau Netpot

Memasang Wadah Air Mineral atau Netpot

Pembuatan hidroponik paralon selanjutnya adalah memasang wadah air mineral atau netpot ke dalam lubang-lubang yang sudah dibuat sebelumnya. Pembuatan lubang harus disesuaikan dengan ukuran wadah agar Sahabat tidak kesulitan selama proses pembuatan.

Pastikan semua lubang yang sudah dibuat pada paralon terisi oleh wadah dan tanaman karena lubang yang terbuka bisa mengganggu aliran nutrisi sehingga tidak dapat tersebar secara merata.

Itulah mengapa pentingnya memperhitungkan berapa lubang yang harus dibuat dengan jumlah bibit tanaman yang akan ditanam secara hidroponik. Dengan begitu, semua lubang terisi dan nutrisi dapat mengalir secara optimal.

4. Menyiapkan Media Rockwool

Menyiapkan Media Rockwool

Rockwool menjadi media tanam yang penting dalam budidaya tanaman hidroponik. Media tanam yang terbuat dari batu alam ini dibuat menggunakan mesin berteknologi canggih sehingga bisa memenuhi kebutuhan budidaya tanaman hidroponik agar bisa tumbuh optimal.

Sahabat bisa memotong rockwool dengan ukuran 2,5×2,5×2,5 hingga membentuk kubus lalu basahi media tanam tersebut dengan air. Setelah itu, tempatkan rockwool pada nampan lalu lubangi media tersebut agar benih tanaman bisa dimasukkan.

Pastikan Sahabat memasukkan satu benih ke dalam satu lubang saja jadi tidak boleh dobel karena bisa mempengaruhi pertumbuhan benih nantinya.

5. Memindahkan Bibit pada Tanaman

Memindahkan Bibit pada Tanaman

Setelah langkah di atas, tahapan selanjutnya dalam membuat hidroponik paralon, Sahabat bisa melanjutkan ke langkah berikutnya, yakni memindahkan benih tanaman menggunakan cocopeat atau sekam. Cabut tanaman dengan jepit batang sesegera mungkin lalu bersihkan dengan menggoyangkan airnya sampai bersih.

Jangan lupa untuk menyiapkan spon sebagai penyangga batang dengan memotong spon atau busa sesuai ukuran pot yang Sahabat buah, seperti 2×2 cm. Sahabat bisa memindahkan bibit tanaman secara langsung ke dalam pot jika menggunakan media tanam rockwool.

6. Memberikan Nutrisi Tanaman

Memberikan Nutrisi Tanaman

Jika bibit tanaman sudah berusia 7 hari, Sahabat bisa memberikan nutrisi tambahan dengan porsi setengah PPM sesuai dengan kebutuhan tanaman hidroponik pada umumnya. Tanaman bisa dipindah ke paralon yang lebih besar setelah usia tanaman 10 sampai 14 hari.

Sahabat harus membuat paralon yang berukuran lebih besar dengan cara yang sama. Jika sudah dipindahkan, pastikan untuk memperhatikan kesehatan tanaman dan semua kebutuhan nutrisinya terpenuhi dengan baik.

Pada dasarnya, semakin besar tanaman maka kebutuhan nutrisinya makin banyak pula jadi pastikan jumlah air dan nutrisi di dalamnya dapat memenuhi semua kebutuhan.

7. Memilih Tanaman yang Akan Ditanam

Memilih Tanaman yang Akan Ditanam

Banyak jenis tanaman yang bisa ditanam menggunakan metode hidroponik, seperti bayam, sawi hijau, pare, buncis, pakcoy, pare dan lain sebagainya. Metode tanam ini bebas pestisida sehingga sayuran yang dihasilkan tidak mengandung bahan kimia berbahaya.

Sahabat bisa memilih beberapa jenis tanaman sekaligus tapi pastikan perawatan dan kebutuhan nutrisinya terpenuhi sesuai jenis tanaman tersebut. 

Kesimpulan

Setelah membuat paralon sebagai media penanaman hidroponik, jangan biarkan tanaman begitu saja karena Sahabat harus memberikan perawatan yang dibutuhkan. Pastikan media tanam yang digunakan mendapatkan perawatan yang baik agar tanaman tetap ternutrisi.

Selain itu, media tanam bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama jadi usaha membuat hidroponik paralon tidak akan sia-sia. Tidak ada alasan lagi untuk menghentikan hobi bercocok tanam karena dengan lahan sempit sekalipun Sahabat masih bisa berkebun.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.