Penggunaan bahan kimia dan pestisida sudah lama digunakan dalam pertanian konvensional. Tujuannya untuk meningkatkan hasil pertanian dan mempercepat prosesnya. Ternyata, saat ini para petani lebih banyak merasakan manfaat pertanian organik dibandingkan pertanian konvensional.

Pasalnya, penggunaan bahan pestisida dan bahan kimia yang awalnya dianggap menguntungkan perlahan membahayakan kesehatan petani maupun masyarakat sekitar. Dimana, residu bahan kimia tersebut menjadi salah satu penyebab munculnya kanker.

Tidak hanya itu, penggunaan bahan kimia yang berlebihan di lahan pertanian, terbukti mencemari lingkungan. Air, tanah, bahkan udara menjadi rusak dan tercemar dengan adanya penggunaan bahan kimia tersebut.

Maka dari itu, saat ini praktik pertanian organik lebih banyak dilakukan. Apalagi biaya operasional jenis pertanian satu ini dianggap lebih bersahabat. Lalu, apa saja yang menjadi manfaat dari pertanian organik tersebut? Simak informasi lengkapnya berikut ini.

Baca juga:

Pengertian Pertanian Organik

Pengertian Pertanian Organik

Menurut KBBI, organik memiliki arti sebagai bahan makanan yang ditanam tanpa menggunakan bahan kimia sintetis sebagai pupuk atau penunjang pertumbuhannya. Tanaman-tanaman tersebut menggunakan pupuk organik untuk membantunya tumbuh dengan sehat.

Maksud dari pupuk organik tersebut yakni, pupuk yang diperoleh dari makhluk hidup. Beberapa contohnya seperti pupuk kandang dari kotoran hewan, pupuk hijau dari sisa panen atau tumbuhan, serta pupuk organik lainnya.

Selain penggunaan pupuk, pertanian organik juga memiliki teknik dan syarat tersendiri dalam perawatan tanamannya. Salah satunya yakni tidak menggunakan benih dari hasil rekayasa genetika. Tujuannya agar menghasilkan tanaman yang lebih sehat dan aman dikonsumsi.

Tidak hanya itu, pertanian organik juga menggunakan sistem tumpang sari dan rotasi tanaman. Jadi, proses pertaniannya benar-benar tidak memanfaatkan bahan kimia jenis apapun untuk membantu pertumbuhan tanaman dan pencegahan hama penyakit.

Dengan begitu, pertanian organik ini dilakukan dengan cara alami sebagai salah satu teknologi pertanian berkelanjutan. Maka dari itu, sayur dan buah yang dihasilkan jauh lebih sehat, dibandingkan dengan pertanian konvensional pada umumnya.

Berbagai Manfaat Pertanian Organik

Praktik pertanian organik mungkin dianggap lebih rumit dibandingkan pertanian konvensional, bagi sebagian orang. Apalagi bagi petani yang biasa menggunakan pupuk kimia untuk merawat tanamannya.

Padahal, pertanian organik ini jauh lebih menguntungkan dan banyak manfaatnya. Tidak hanya bagi para petani, tetapi praktik pertanian organik juga berdampak baik bagi kesehatan masyarakat sekitar dan lingkungan.

Apa saja manfaatnya, berikut 7 manfaat yang didapatkan dari pertanian organik, di antaranya:

1. Hasil Pertanian Lebih Sehat

Hasil Pertanian Lebih Sehat

Karena tidak menggunakan pupuk dan bahan-bahan kimia lain dalam proses pertumbuhannya, hasil pertanian organik dianggap jauh lebih sehat dibandingkan hasil pertanian konvensional. Sayur dan buah-buahan memiliki kandungan vitamin, serat dan mineral yang lebih optimal.

Tumbuhan yang terus dirawat dengan bahan kimia akan menghasilkan buah dan sayuran yang tidak baik bagi kesehatan. Bayangkan saja, sejak masih berupa bibit tanaman tersebut terus disiram dengan bahan kimia, maka bahan-bahan kimia tersebut akan masuk ke dalam tanaman itu.

Jika termakan oleh manusia, bahan kimia yang telah mencemari tumbuhan itu akan menjadi sumber penyakit. Ditambah dengan pola hidup yang tidak sehat, maka hasil pertanian yang telah terkontaminasi bahan kimia bisa menjadi salah satu penyebab kanker.

Sedangkan, hasil pertanian organik menggunakan bahan dari tumbuhan dan hewan sebagai sumber nutrisi. Bahan-bahan tersebut lebih aman diberikan kepada tumbuhan sehingga hasil pertanian juga lebih aman dikonsumsi masyarakat.  

2. Perekonomian Petani Meningkat

Selain kondisi buah lebih sehat dan segar, hasil pertanian organik juga memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan hasil pertanian pada umumnya. Kondisi ini tentu saja akan menguntungkan bagi para petani. Jadi, perekonomian petani lebih meningkat dan petani bisa hidup sejahtera.

3. Kesehatan Lebih Terjaga

Kesehatan Lebih Terjaga

Tidak hanya berhubungan dengan kualitas hasil pertanian, manfaat pertanian organik bagi kesehatan juga dirasakan dengan nyata. Paparan bahan kimia berbahaya yang menjadi penyebab penyakit, tidak akan dirasakan oleh para petani organik.

Bahkan, masyarakat juga bisa merasakan dampak kesehatan yang sama. Sehingga, masyarakat dan lingkungan sekitar yang menjadi tempat pertanian akan lebih terjaga kesehatannya.

4. Kualitas Tanah, Air, dan Udara Lebih Baik

Kualitas Tanah, Air, dan Udara Lebih Baik

Bukan lagi menjadi rahasia, jika penggunaan bahan kimia akan mempengaruhi daur air. Sebab, ketika tanaman sudah tercemar dengan bahan kimia, maka air tanah juga ikut tercemar bahan-bahan kimia tersebut.

Pencemaran air tanah akan mempengaruhi proses daur air secara alami. Air yang telah mengandung bahan kimia dari lahan pertanian akan mengalir ke sungai dan menyebabkan air sungai tercemar. Jika sudah begini, makhluk hidup yang tinggal di sekitar sungai akan keracunan.

Sedangkan, praktik pertanian organik bisa menekan terjadinya pencemaran lingkungan. Penggunaan bahan organik dalam proses perawatan tanaman, sebaliknya malah membantu tanah menjadi lebih kaya akan nutrisi. Jadi, tumbuhan bisa tumbuh dengan baik.

Air juga tidak akan terganggu kebersihan dan kualitasnya. Kemudian, udara juga menjadi lebih segar karena tidak ada bahan kimia yang menguap dan mencemari udara sekitar. Maka dari itu, pertanian organik dianggap lebih sehat bagi lingkungan sekitar.

5. Menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca

Menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca

Penggunaan bahan kimia dalam pertanian, tanpa disadari menjadi penyumbang emisi gas rumah kaca. Jadi, perubahan iklim terganggu dan bumi semakin panas. Sedangkan, manfaat pertanian organik sudah dibuktikan memiliki efek gas rumah kaca yang lebih kecil.

Jika para petani berubah ke pertanian organik, maka efek gas rumah kaca akan semakin menipis. Dengan begitu, bumi dan manusia akan hidup dengan lebih sehat. Dampak buruk akibat peningkatan emisi gas rumah kaca pun, perlahan bisa diatasi dengan baik.

6. Daur Ulang Limbah Pertanian

Daur Ulang Limbah Pertanian

Kegiatan pertanian tentu saja menyisakan limbah. Jika menggunakan bahan kimia dalam pertanian, limbah yang dihasilkan tidak bisa dimanfaatkan. Sebab, limbah tersebut sudah terkontaminasi bahan kimia yang tidak sehat bagi manusia dan lingkungan.

Namun, pertanian organik tidak bekerja demikian. Manfaat pertanian organik adalah menghasilkan limbah yang dapat didaur ulang. Misalnya, limbah pertanian seperti sekam padi bisa dimanfaatkan untuk pupuk pertanian.

Begitu juga jika ada tumbuhan yang mengalami kebusukan, maka tumbuhan tersebut bisa diolah menjadi pupuk kompos atau pupuk organik cair. Dengan begitu, manfaat yang diperoleh dari alam bisa kembali kepada alam.

7. Menjaga Keanekaragaman Hayati

Menjaga Keanekaragaman Hayati

Penggunaan bahan-bahan organik dalam pertanian organik, tidak disadari telah meningkatkan keanekaragaman hayati. Tanah menjadi lebih subur karena berbagai dekomposer seperti jamur mikroskopis bisa hidup dengan baik.

Selain itu, teknik tumpang sari dan rotasi tanaman dalam pertanian organik juga bisa menambah keanekaragaman hayati. Praktek pertanian organik ini tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga bisa menjaga keanekaragaman hayati di alam.

Kesimpulan

Pertanian organik dikenal sebagai teknologi berkelanjutan yang ramah lingkungan. Berbagai manfaat pertanian organik pun bisa dirasakan oleh berbagai kalangan. Teknik pertanian ini juga terbukti lebih menjaga kesehatan lingkungan, maupun kesehatan petani dan masyarakat sekitarnya. 

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.