Berkebun adalah kegiatan menyenangkan bagi banyak orang karena selain menanam, mereka juga bisa melakukan pembuatan pupuk kompos untuk menyuburkan tanaman. Kompos adalah pupuk yang terbuat dari bahan-bahan alami alias organik dan telah mengalami proses pelapukan.

Nah, proses pelapukan yang terjadi pada bahan-bahan organik tersebut disebabkan oleh interaksi antara mikroorganisme atau bakteri pembusuk di dalamnya. Akan tetapi, tidak semua bahan organik bisa dikomposkan, karena hanya bahan tanaman saja yang bisa.

Jika Anda memiliki daging, tulang, dan susu, maka tidak boleh ditambahkan dalam tumpukan kompos, sebab ada bakteri yang berbahaya di dalamnya apabila terjadi pembusukan.

Sedangkan cara pembuatannya tidak sesulit apa yang ada di bayangan Anda, hanya saja membutuhkan waktu lama sampai jadi pupuk. Bagaimana cara lengkap pembuatannya? Simak selengkapnya di sini!

Cara Pembuatan Pupuk Kompos

Cara Pembuatan Pupuk Kompos

1.     Bahan-Bahan yang Dibutuhkan

Anda perlu menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat kompos terbaik agar hasilnya lebih maksimal lagi. Apa saja bahan-bahannya? Simak ulasan berikut:

  • Sampah rumah tangga
  • Tanah
  • Arang sekam
  • Aktivator

2.     Peralatan yang Dibutuhkan

Tidak hanya bahan-bahan organik saja yang perlu disiapkan dalam pembuatan pupuk kompos, melainkan perlu juga menyiapkan alat-alatnya karena hal tersebut penting. Siapkan peralatan di bawah ini:

  • Alat pemotong (pisau)
  • Wadah untuk menampung sampah (ember bekas cat atau wadah bekas lainnya)
  • Alat pengaduk
  • Sarung tangan
  • Wadah untuk melarutkan aktivator

3.     Langkah Pembuatan

Apabila sudah menyiapkan alat serta bahan yang digunakan untuk membuat kompos, maka hal yang perlu dilakukan selanjutnya adalah langkah pembuatan. Silahkan ikuti step by step berikut:

  • Langkah pertama, silahkan cacah atau potong kecil-kecil sampah rumah tangga (organik) hingga ukurannya berubah menjadi lebih kecil lagi. Usahakan ukuran sampah dipotong sekecil mungkin dengan tujuan mempercepat proses pengomposan.
  • Jika sudah selesai, Anda bisa menambahkan kompos jadi / tanah / pupuk kandang / serbuk gergaji yang berfungsi sebagai inokulan.
  • Selanjutnya, larutkan aktivator dengan air bisa merk apa saja. Kemudian aduk hingga tercampur rata.
  • Apabila campuran sebelumnya terlalu kering, Anda harus menambahkan larutan aktivator agar proses pengomposan terjadi secara cepat.
  • Setelah itu, masukkan semua bahan tersebut ke dalam wadah pengomposan yang telah disiapkan lalu tutup dengan rapat agar tidak ada udara yang masuk.
  • Biarkan sampai 1 minggu, kemudian aduk kembali agar aliran udara di dalam wadah bisa berlangsung baik. Lakukan langkah keenam ini seminggu sekali.
  • Jangan terkejut karena selama proses pengomposan berlangsung, suhu di dalam wadah akan berangsur naik. Hal tersebut menandakan bahwa mikroorganisme yang ada di dalam proses pengomposan sedang melakukan tugasnya.
  • Setelah memasuki minggu ketujuh sampai kedelapan, proses pengomposan dapat dinyatakan selesai sehingga suhu di dalam wadah juga kembali normal.
  • Buka wadah pengomposan untuk mengambil pupuk kompos yang telah jadi dan lakukan proses pengayakan. Setelahnya, Anda sudah bisa menggunakan pupuk kompos untuk menyuburkan berbagai macam tanaman.

Catatan: Pupuk kompos dapat dinyatakan mengalami proses pengomposan yang baik dan berhasil adalah berwarna cokelat kehitaman, kemudian berbau tanah, dan juga memiliki butir-butir halus.

Manfaat Pupuk Kompos

Manfaat Pupuk Kompos

Pupuk kompos tentu saja memiliki manfaat yang begitu bagus, khususnya untuk menyuburkan tanaman. Tak hanya itu saja, pupuk jenis ini juga dapat meningkatkan daya ikat tanah terhadap air. Dengan begitu, tanah bisa menyimpan tanah dalam waktu lebih lama lagi.

Adanya kandungan air di dalam tanah bisa membuat pencegahan lapisan yang mengiring sekaligus memperbaiki struktur tanah, tentunya yang semula padat menjadi gembur. Manfaat lainnya adalah bisa menjaga kesehatan akar tumbuhan serta membuatnya mudah tumbuh.

Di dalam pupuk kompos terdapat kandungan humus, merupakan zat yang dibutuhkan guna meningkatkan unsur hara makro serta mikro pada tanah bahkan juga mampu meningkatkan aktivitas mikroba tanah.

Maka dari itu, ketika Anda menggunakan pupuk kompos harus dilakukan dengan volume yang sangat banyak. Tujuannya yakni agar kebutuhan hara pada tanaman terpenuhi secara maksimal.

Meski begitu, popularitas pupuk kompos di dunia pertanian maupun perkebunan masih sangat tinggi, sehingga tidak heran banyak penggunanya.

Bahan yang Perlu Dihindari

Bahan yang Perlu Dihindari

Seperti yang dikatakan sebelumnya, tidak semua sampah rumah tangga atau organik dapat digunakan dalam pembuatan kompos. Ada beberapa bahan yang tidak disarankan bahkan dilarang keras untuk dicampurkan pada pembuatan pupuk kompos seperti berikut ini:

  • Semua bahan yang mengandung lemak, minyak, serta daging
  • Tumbuhan berpenyakit
  • Serbuk gergaji yang diberi perlakukan tekanan
  • Kotoran anjing dan kucing
  • Produk susu
  • Kertas kado metalik
  • Gulma yang telah menjadi benih
  • Kaca, besi, serta alumunium
  • Bekas minuman yang dilapisi metalik
  • Plastik, botol, serta kaleng bekas
  • Box kardus greasy

Fase Pengomposan

Pada proses pengomposan, nantinya akan bergantung pada temperatur, kemudian pH, serta ketersediaan nutrien karena sangat berpengaruh terhadap tipe mikroorganisme. Sedangkan pengomposan mengalami tiga fase yang masing-masing memiliki karakteristik tersendiri, seperti berikut ini:

1.     Fase Mesofilik

Merupakan tahap pertama, yakni tahap inisiasi penguraian yang berlangsung kurang lebih selama satu minggu atau maksimal tidak lebih dari 10 hari.

Di fase mesofilik ini, gula serta karbohidrat sederhana lainnya akan mengalami proses metabolisme dengan waktu singkat pada suhu kurang lebih antara 15 sampai 45 derajat Celcius.

2.     Fase Termofilik

Fase kedua adalah termofilik yang berlangsung kurang lebih selama dua minggu dengan temperatur yang meningkat yakni menjadi 50 sampai 75 derajat Celcius.

Meningkatnya suhu pada proses pengomposan dapat memusnahkan berbagai macam mikroorganisme yang telah menjadi patogen bagi manusia dan tanaman.

Peningkatan suhu yang cukup banyak tersebut akan dibersamai dengan akselerasi pemecahan lemak, kemudian protein, serta karbohidrat kompleks. Misalnya seperti selulosa dan hemiselulosa.

Pada fase ini terdapat berbagai hal yang perlu diperhatikan, salah satunya adalah perlu memastikan material kompos telah tercampur rata dan aerasinya selalu terjaga selama fase termofilik.

3.     Fase Pendinginan dan Maturasi

Pada fase pendinginan, aktivitas mikroorganisme pada proses pengomposan akan mengalami penurunan bahkan hingga 50%. Namun, berbanding terbalik dengan taksonomi dan metabolitnya yang terus mengalami kenaikan.

Selain itu, oksidasi organik akan terus mendegradasi polimer komplek alami, termasuk selulosa, kemudian hemiselulosa, lignin, lemak, wax, dan lain sebagainya sehingga proses pengomposan pada fase ini berjalan sebagaimana mestinya.

Sedangkan di fase maturasi, aktivitas utama pengomposan akan mengarah pada degradasi senyawa resisten dan mengubahnya menjadi humus. Nah, senyawa yang termasuk resisten ini pada pengomposan adalah sebagai berikut:

  • Lignin
  • Lignoselulosa
  • Komponen rekalsitran dari batang pohon
  • Komponen rekalsitran dari limbah rumah tangga
  • Komponen rekalsitran dari limbah pertanian
  • Dan lain sebagainya

Setelah fase terakhir ini, Anda sudah bisa menggunakan pupuk hasil proses pengomposan untuk tanah maupun tanaman yang sedang digarap.

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat dipastikan pembuatan pupuk kompos bukanlah hal yang sulit, karena dapat dilakukan oleh setiap individu di tempat masing-masing.

Selain itu, ada banyak manfaat dari pupuk kompos karena dibuat dari bahan-bahan organik. Manfaatnya seperti menjaga kesehatan akar, menambah unsur hara, dan masih banyak lagi. Selain itu, ada juga beberapa bahan yang tidak bisa digunakan untuk membuat pupuk kompos.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.