Pohon kawista atau kawis memang masih kurang populer di Indonesia, padahal jus buahnya memiliki rasa yang enak mirip buah anggur. Di Indonesia, tanaman kawista mudah didapati di daerah Rembang, Jawa Tengah.

Begitu juga dengan jus yang dibuat dari buah kawista atau sirup kawista, lebih dikenal sebagai oleh-oleh khas kota Rembang. Secara alamiah memang pohon kawis tumbuh di daerah-daerah pesisir pantai utara Jawa atau pantura, salah satunya yang paling banyak di Rembang.

Namun, daerah pantura Jawa bukan menjadi tempat asal tanaman kawista tersebut. Lalu, darimana tanaman kawista berasal? Kawista berasal dari wilayah Sri Lanka, India, Indocina, Myanmar, baru kemudian menyebar hingga ke Indonesia dan Malaysia.

Kawista disebut dengan nama kawis oleh penduduk di beberapa daerah di Pulau Jawa, sedangkan orang Bali menyebutnya Kusta. Nama latin kawista adalah Limonia Acidissima, tetapi kadang juga disebut Indian Woodaples dan Elephant Apple.

Ciri-Ciri Tanaman Kawista

Ciri-Ciri Tanaman Kawista

Buah kawista sebenarnya bisa menjadi komoditas yang menjanjikan, sayangnya masih kalah populer dari buah lainnya. Berbeda dengan Sri Lanka, negara tersebut telah melakukan ekspor buah kawista ke berbagai negara.

Tidak menutup kemungkinan, jika prospeknya bagus, Indonesia juga  bisa menjadi negara pengekspor buah kawista. Langkah awalnya adalah melakukan budidaya pohonnya dulu supaya buah yang dihasilkan melimpah ruah.

Tertarik untuk budidaya kawista? Ketahui dulu ciri-ciri pohonnya berikut ini.

Ciri Buah Kawista

Kawista memiliki buah yang bentuknya seperti buah berry dengan besar diameter  5-9 cm dan kulitnya keras. Saking kerasnya kulit buah kawista, meskipun jatuh, tidak akan rusak sedikitpun. Kulit yang keras ini melindungi bagian dalam buah ketika matang.

Buah kawista memang akan jatuh dengan sendirinya ketika sudah cukup matang, jadi tidak perlu dipetik. Kalau diperhatikan pada kulit buah kawis seperti ada sisik halus dan warnanya coklat keputihan.

Kalau dibuka kulitnya, akan tercium baru wangi dari buahnya. Sedangkan warna daging buah kawis yaitu coklat kehitaman.

Ciri Bunga

Bunga pohon kawista berwarna putih kehijauan atau kemerahan dan tumbuh bergerombol. Bunga kawis keluar dari ujung rantingnya atau disebut ketiak daun. Ciri lain dari bunga tumbuhan kawis yaitu setiap bunga terdiri dari lima kelopak.

Ciri Daun

Bagaimanakah cara mengenali daun kawista? Mudah saja, tinggal perhatikan pada beberapa bagian yang menjadi cirinya. Daun kawis majemuk dengan panjang bisa mencapai 12 cm.

Anak daun pohon kawis saling berhadapan dan jumlahnya antara 2-3 pasang. Bentuk daun kawista menyirip, dengan panjang 2-4 cm dan lebarnya 1-2 cm.

Ciri Pohon

Berikutnya  adalah ciri-ciri dari pohon kawis itu sendiri. Pohon ini memiliki batang yang ukurannya kecil dan tingginya dapat mencapai 12 meter. Kawista biasanya tumbuh di daerah kering seperti pesisir pantai.

Cabang maupun ranting pada tumbuhan kawista juga relatif ramping, dan biasanya akan meluruhkan daun-daunnya. Jika disentuh, pohon ini memiliki permukaan yang kasar dan terdapat duri-duri. Tanaman kawista mampu bertahan dalam segala cuaca.

Pemanfaatan Pohon Kawista

Pemanfaatan Pohon Kawista

Pohon kawista, meskipun masih kurang terkenal di Indonesia, sebenarnya mempunyai manfaat yang lumayan banyak. Buah kawista yang wangi sangat enak dijadikan jus atau sirup, dibuat dodol, untuk campuran jamu haid tidak teratur mengobati mual.

Manfaat buah kawista matang yaitu untuk meredakan panas dan demam, obat sakit perut dan menjadi tonikum. Buah kawis bahkan ampuh digunakan sebagai obat luka yang disebabkan oleh gigitan serangga.

Sedangkan masyarakat Aceh menggunakan buah kawista, yang disebut dengan nama buah batok, sebagai campuran bumbu rujak khas daerah tersebut dan juga diolah menjadi sirup kawista. Pengolahan buah kawista menjadi sirup juga dilakukan di daerah Kabupaten Rembang.

Bonsai Pohon Kawista

Bonsai Pohon Kawista

Selain dimanfaatkan buahnya seperti yang dilakukan di beberapa daerah, tanaman kawista juga bisa dibudidayakan dalam bentuk bonsai. Meskipun tanaman aslinya bisa mencapai tinggi 10-12 meter, namun bonsai tanaman kawista ternyata memiliki eksotisme tersendiri.

Agar bonsai kawista bisa tumbuh dengan subur, gunakan media tanam yang sesuai dengan habitat aslinya. Tanaman kawista akan tumbuh dan berkembang  dengan baik jika ditanam pada jenis tanah yang berpasir.

Oleh karena itu, saat membuat bonsai kawista, gunakan pasir yang dicampur dengan arang sekam, sehingga mendekati kondisi tanah pada habitat aslinya. Bonsai kawista dapat tahan pada penyakit, kekurangan air ataupun tanah salin.

Tapi selain menggunakan media tanam yang berupa tanah berpasir, supaya bonsai tanaman kawista bisa tumbuh dengan subur, harus dilakukan perawatan yang baik. Hanya saja perlu dipahami bahwa pertumbuhan pohon pada bonsai cukup lambat jadi harus sedikit bersabar.

Baca Juga: Cara Merawat Tanaman Bonsai Sebagai Tanaman Hias

Kesimpulan

Memiliki banyak manfaat, sayang sekali pohon kawista belum begitu dikenal oleh masyarakat Indonesia. Tanaman kawista atau kawis secara alamiah tumbuh di wilayah dataran rendah yang kering. Di Jawa, kawista tumbuh di daerah pesisir pantai utara, contohnya di Rembang.

Bagian tanaman kawista yang sering dimanfaatkan adalah buahnya, yang biasanya diolah menjadi jus atau sirup, dodol, jamu, obat sakit perut ataupun tonikum. Meskipun memiliki banyak manfaat, masyarakat Indonesia kurang mengenal kawista.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.