Mesin panen padi merupakan alat yang digunakan untuk memotong tangkai padi atau memanen pagi. Alat ini menggunakan teknologi terbaru yang memungkinkan para petani untuk memanen padi mereka dengan lebih mudah, cepat, aman. Jenis mesin panen padi ada beberapa, tergantung fungsinya.

Pada awalnya, mesin pemanen padi digunakan di sejumlah negara maju. Setelah itu, alat-alat tersebut mulai diperjualbelikan hingga ke Indonesia. Harga setiap alat panen padi bervariasi, namun umumnya tergolong mahal sehingga tidak semua orang mampu untuk membelinya.

Oleh karena itu, bagi orang yang memiliki mesin padi akan menggunakannya sebagai bisnis dengan menyewakan ke orang lain. Lalu, apa saja jenis mesin yang dapat digunakan untuk memanen padi? Bagaimana kinerja setiap mesin padi tersebut?

Mari mengenal berbagai jenis mesin padi agar bisa menghasilkan jumlah panen yang maksimal.

3 Jenis Mesin Panen Padi Modern

Selama proses bertani, panen merupakan masa yang paling ditunggu oleh para petani. Masa ini dapat selesai dengan cepat apabila jumlah tenaga kerja yang memanen memadai. Jika tidak, para petani akan terlambat untuk menjual hasil panennya. Oleh karena itu, muncul beberapa teknologi mesin padi.

1. Reaper

Reaper

Mesin reaper termasuk penemuan teknologi terbaru khususnya dalam bidang pertanian. Mesin ini bekerja dengan cara menggait rumpun-rumpun padi. Setelah itu, pada akan dipotong dan dilempar ke bagian kanan mesin tepatnya diatas permukaan tanah.

Setiap lemparan terdiri dari 3-10 rumpun. Rumpun tersebut kemudian diikat lalu dimasukkan ke dalam karung sehingga memudahkan pengangkutan ke tempat perontokan padi. Mesin reaper dapat dioperasikan oleh satu orang saja.

Adapun 2 orang lainnya dapat membantu untuk mengikat dan memasukkan rumpun ke dalam karung. Kapasitas kerja dari mesin reaper yaitu antara 30-35 jam/hektar menggunakan 1 alur pemotong. Hingga saat ini, terdapat 3 jenis dari mesin reaper, yaitu reaper 3 row, 4 row, serta 5 row.

a. Kelebihan mesin reaper:

  • Kapasitas kerja tinggi (jam/ha)
  • Hanya membutuhkan 2-3 orang untuk memanen 1 hektar (1 operator mesin)
  • Biaya panen lebih hemat dari cara tradisional
  • Kemungkinan kehilangan gabah untuk padi yang sulit rontok tergolong rendah
  • Dapat dimiliki setiap kelompok tani dalam koperasi

b. Kekurangan mesin reaper:

  • Harga mesin panen padi reaper relatif mahal
  • Harga bahan bakar cenderung tinggi
  • Potensi padi yang rontok karena getaran mesin tergolong cukup besar

Baca Juga: Cara Merawat Tanaman Padi Fase Vegetatif dan Generatif

2. Binder

Binder

Jenis mesin panen padi yang memiliki bagian potong 1-4 alur tanam disebut dengan binder. Berbeda dengan reaper yang membutuhkan orang untuk mengikat padi yang telah dipotong, maka mesin ini secara otomatis akan mengikatnya tanpa dibantu tenaga manusia kembali.

Jumlah padi setiap ikat yaitu sekitar 1-2 kg dan akan ditempatkan pada sisi yang sama. Tali yang digunakan binder untuk mengikat dapat terbuat dari Jerami maupun sintetis. Tali tersebut harus ditempatkan dengan baik dan rapi agar memudahkan proses pengikatan padi.

Selain mengikat otomatis, binder juga memiliki alat pengangkat untuk memudahkan mengangkat semua padi yang sudah diikat. Jadi, menggunakan mesin panen padi jenis ini akan sangat menghemat waktu dan tenaga para petani saat masa panen.

3. Combine Harvester

Combine Harvester

Combine harvester merupakan mesin panen padi yang berfungsi untuk mengumpankan bagian malai padi yang sudah dipotong ke mesin perontok. Hasil rontokan tersebut selanjutnya akan disimpan ke dalam karung atau tangki untuk sementara.

Secara umum, combine harvester terdiri dari 2 jenis, yaitu tipe kemudi maupun dorong. Lebar pemotongan keduanya bervariasi, sekitar 60 cm – 1,5 m. Adapun tenaga mesin sebesar 7 – 30 HP. Mesin padi ini dikembangkan di wilayah Eropa maupun Amerika.

Cara kerja combine harvester adalah padi maupun jerami yang akan dipotong dimasukkan ke bagian perontokan. Hasilnya yang berupa gabah akan ditampung ke dalam tangka, sedangkan jerami akan disebarkan secara acak.

Untuk tipe kemudi, mesin padi combine harvester memiliki lebar potong antara 1,5 m – 6 m. Mesin ini menggunakan 25 HP untuk wilayah potong selebar 1 meter. Saat mengoperasikan combine harvester, terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan, diantaranya sebagai berikut.

a. Persiapan alat sesuai dengan standar penggunaan

Mesin harvester memiliki standar penggunaan khusus dari produsen. Sebelum digunakan, mesin panen padi ini harus lulus pengecekan oli hidrolik, kekencangan van belt, oli mesin, air radiator, serta posisi roller penggerak utama.

b. Memahami karakter lahan sawah

Sebelum memutuskan untuk menggunakan jenis mesin panen padi tertentu, terlebih dahulu Anda harus memahami karakter lahan sawah. Pada saat combine harvester turun ke sawah, asisten operator akan melakukan pengecekan kondisi sawah yang akan dipanen.

Hal ini bertujuan untuk mengetahui bagian mana yang akan memiliki lumpur atau bagian mana yang memungkinkan combine harvester sulit untuk bermanuver. Asisten operator kemudian menandai bagian tersebut dengan menancapkan kayu atau turus agar operator mengetahuinya.

c. Keselamatan kerja

Dalam melakukan kegiatan apapun, keselamatan kerja menjadi hal yang harus diperhatikan. Operator combine harvester harus duduk dalam posisi yang aman dan nyaman di ruang operator. Ia juga harus mengenakan sabuk pengaman dengan benak.

Hal ini bertujuan untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja saat proses memanen padi berlangsung. Di Indonesia, kasus kecelakaan saat mengoperasikan combine harvester sudah beberapa kali terjadi, baik menghasilkan luka kecil hingga kematian.

Jika padi sudah memasuki masa panen, para petani sesegera mungkin akan melakukan pemotongan. Untuk melakukan hal tersebut, mereka dapat menggunakan bantuan teknologi berupa beberapa jenis mesin panen padi khusus, seperti binder, reaper, dan combine harvester.

Baca Juga: 8 Rekomendasi Jenis Pupuk Untuk Padi Yang Terbaik

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.