Tanaman hidroponik digadang-gadang sebagai sistem bertanya masa depan. Bagaimana tidak, sistem tanam ini tidak mengandalkan tanah melainkan media lain. Media tanam hidroponik sederhana yang bisa digunakan juga cukup mudah didapatkan dan diolah.

Seperti yang sudah kebanyakan orang tahu, kondisi tanah yang mungkin kurang subur dan kuantitas tanah uang kurang membuat orang jadi harus memutar otak untuk tetap bercocok tanam. Inilah mengapa sistem hidroponik saat ini digandrungi, utamanya bagi masyarakat perkotaan.

Lantas apa saja Media tanam hidroponik yang bisa dipakai? Bagaimana kriteria media yang bisa dijadikan media tanam bagi tanaman hidroponik? Ada baiknya sebelum memulai bercocok tanam dengan hidroponik, pahami dulu apa saja media yang bisa digunakan beserta kriterianya.

Beberapa Media Tanam Hidroponik Sederhana

Sebagaimana yang dikatakan di atas, untuk menjadi media yang cocok maka media hidroponik harus punya beberapa kriteria tertentu sehingga bisa dijadikan media tanam tersebut. Media hidroponik harus punya sifat menyerap air yang baik.

Selain itu media harus punya kandungan garam rendah dan struktural gembur. Media juga harus punya kandungan kapur atau kalsium dan bentuknya tidak mudah berubah. Dari berbagai kriterianya tersebut, berikut ini beberapa contoh media yang bisa dijadikan media tanam hidroponik:

1. Cocopeat

Cocopeat

Cocopeat artinya sabut kelapa yang diolah menjadi serbuk. Secara sekilas jika dilihat serbuk sabut kelapa ini mirip sekali dengan serbuk kayu yang dihaluskan, hanya saja tekstur serbuk cocopeat ini jauh lebih halus. Cocopeat termasuk salah satu edit hidroponik yang sangat bagus.

Bagaimana tidak, cocopeat sendiri punya daya serap yang sangat tinggi dengan pH yang cukup stabil mencapai 5 hingga 6,8. Untuk digunakan sebagai media tanam, biasanya cocopeat akan dikombinasi dengan arang sekam dengan pencampuran berbanding 50:50.

Campuran antara cocopeat dan arang sekam ini akan menghasilkan peningkatan oksigen yang sangat baik untuk pertumbuhan hidroponik. Utamanya peningkatan oksigen ini akan memberikan pengaruh pada aerasi dan pertumbuhan akar.

2. Arang Sekam

Arang Sekam

Media tanam hidroponik sederhana yang selanjutnya adalah arang sekam. Bahan ini sudah disinggung sekilas di atas sebagai campuran dari bahan media cocopeat. Ternyata arang sekam sendiri bisa dijadikan media tanam untuk hidroponik yang utama.

Ada beberapa jenis tanaman yang sangat cocok jika ditanam menggunakan media arang sekam ini, seperti misalnya paprika, tomat, dan timun. Tak jauh berbeda dengan cocopeat, arang sekam ini juga punya kemampuan daya serap yang sangat bagus.

Arang sekam yang banyak ditemukan di lingkungan sekitar ini ternyata juga ada yang dijual di pasaran. Bahkan harga arang sekam ini terbilang sangat murah sehingga akan menguntungkan para pengolah hidroponik.

Meskipun adanya dijual di pasaran, namun masih sangat jarang orang yang menjual arang sekam. Alhasil mau tidak mau masih banyak petani hidroponik yang harus berusaha membuat arang sekam sendiri.

Arang sekam memiliki nilai pH yang netral dan bersifat steril terhadap jamur patogen dan bakteri sehingga sangat cocok untuk dijadikan media utama tanaman hidroponik. Arang sekam memang dikenal sebagai media hidroponik yang punya banyak keunggulan.

Namun dibalik itu semua ternyata ada juga kelemahannya, seperti penggunaan arang sekam yang hanya bisa dipakai dua kali dan tidak bisa bertahan lama.

Untuk cocok tanam yang berskala besar pun media ini kurang cocok karena harus dibuat sendiri. Itulah mengapa arang sekam lebih cocok jadi media hidroponik sederhana.

3. Rockwool

Rockwool

Mungkin sebagian orang belum begitu kenal dengan bahan media yang satu ini. Media rockwool sendiri merupakan media tanam hidroponik sederhana yang pembuatannya berasal dari batu, kaca, atau keramik yang dilelehkan dengan memanfaatkan suhu tinggi.

Hasil lelehan dari bahan rockwool tersebut akhirnya diolah menjadi bentuk serat seperti gula kapas. Serat ini lantas dipotong sesuai ketentuan ukuran. Bisa dibilang rockwool ini adalah sejenis mineral fiber. Media rocwool punya kelebihan dalam hal menahan udara dan air.

Dengan kelebihan tersebut rockwool dapat memperbaiki pertumbuhan akar dan penyerapan nutrisi. Rockwool ini punya kesamaan dengan arang sekam, yaitu bersifat steril atau bebas dari patogen. Namun sayangnya pH rockwool dinilai cukup tinggi untuk jenis tanaman tertentu.

Karenanya tidak semua tanaman hidroponik bisa menggunakan media rockwool. Rockwool bekerja juga untuk mengoptimalkan fungsi pupuk. Uniknya, rockwool ini bahkan punya kapasitas tampungan air yang lebih besar dari pada tanah biasa.

4. Batang Pakis

Batang Pakis

Sesuai dengan namanya, media tanam hidroponik sederhana berupa batang pakis ini berasal dari pohon pakis. Batang pakis ini ada dua jenis, yakni yang warnanya hitam dan yang warnanya coklat. Batang pakis berwarna hitam lebih sering dipakai sebagai media hidroponik.

Mulanya batang ini dipotong dari pohonnya, lantas dipotong-potong lagi menjadi beberapa bagian. Kemudian catatan batang pohon pakis ini dicampur dengan cocopeat dan dijadikan media tanam hidroponik.

Batang pakis yang diambil ini tentunya berasal dari pohon pakis yang sudah tua. Adapun tanaman yang sering ditanam secara hidroponik menggunakan media batang pakis ini adalah anggrek.

Untuk keunggulan batang pakis sebagai media tanam pun hampir sama dengan media lain. Batang palis punya sifat pengikat air yang cukup bagus. Selain itu batang ini juga dinilai punya aerasi dan drainase yang baik.

Meskipun merupakan batang, namun tekstur batang ini tidak keras melainkan lunak sehingga dinilai mudah ditembus akar. Tanaman hidroponik bisa tumbuh dengan baik saat menggunakan media tersebut.

5. Spons

Spons

Selama ini spons lebih banyak dikenal sebagai benda untuk bersih-bersih. Spons ini punya sifat utama menyerap air dan menyebarkan air yang ia serap. Ini menjadi salah satu landasan mengapa spons dapat dijadikan media tanam hidroponik sederhana.

Pori-pori besar yang dimiliki oleh spons ini akhirnya dapat mengalirkan nutrisi air ke akar tanaman. Keahlian spons yang lain adalah dapat menyimpan dan menyerap air dalam kapasitas banyak. Bobotnya yang ringan membuatnya bisa dehgan mudah dipindahkan.

Meski ringan, spons bisa menjadi berat sendiri saat dialiri air sehingga tidak akan mudah terbawa angin. Tanaman yang lebih cocok menggunakan media spons ini adalah tanaman hias. Saat memutuskan menggunakan media spons, harus lebih sering dilakukan pengecekan.

Tindakan ini dilakukan karena spons mudah hancur dan tidak tahan lama. Jika sudah rusak tentu harus diganti dengan yang baru agar tanaman tidak turut rusak.

6. Kerikil

Kerikil

Meskipun terlihat keras, namun ternyata kerikil punya pori-pori yang digunakan untuk mengeluarkan air ke tanaman. Kerikil yang cocok dipakai untuk media hidroponik adalah jenis kerikil sintesis yang saat ini sudah cukup banyak dipasarkan.

Jenis media tanam kerikil sintesis ini punya sifat yang berbeda dari kerikil biasa. Kerikil biasa tidak bisa mengikat air dengan baik, sedangkan kerikil sintesis dibuat mampu mengikat air dengan sangat baik.

Kesimpulan

Berbagai media tanam hidroponik sederhana yang sudah disebutkan di atas adalah yang sudah cukupnpopuler digunakan saat ingin budidaya tanaman hidroponik di rumah. Penggunaannya yang sederhana juga kebuh cocok untuk kapasitas hidroponik yang sederhana pula.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.