Kopi merupakan produk yang mempunyai peluang pasar menjanjikan, baik di dalam maupun di luar negeri. Karena itulah, sejumlah jenis tanaman kopi dianggap sebagai komoditas unggulan bagi sumber pendapatan Indonesia di sektor perkebunan.

Penyebaran kopi pun tidak hanya di skala besar atau antar negara saja, namun turut memberikan dampak baik bagi pelaku kepentingan kopi di Tanah Air hingga skala terkecil. Mulai dari petani, penghasil bahan baku industri, penyedia lapangan kerja melalui pengolahan kuliner hingga perawatan skincare yang menggunakan kopi sebagai bahan dasar.

Salah satu yang membuat kopi digemari adalah karena cita rasanya yang berbeda-beda antar jenis satu dengan yang lainnya serta manfaat yang ditawarkan dari sebiji kopi.

Nah, dari sekian banyak jenis kopi yang ada, 4 jenis tanaman kopi ini merupakan pemangku kepentingan komoditas ini. Lantas apa saja perbedaan antara keempat jenis kopi ini?

Simak sampai akhir informasi berikut untuk mendapatkan jawabannya! 

Jenis Tanaman Kopi Terbaik yang Ada di Indonesia

  1. Arabika, Penguasa Sebagian Besar Kopi Dunia

Arabika merupakan salah satu hasil dari tanaman kopi yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Alasannya karena memiliki harga lebih tinggi dibandingkan jenis kopi lain. Kebanyakan memiliki aroma yang wangi bak buah atau bunga dengan rasa yang tidak terlalu pahit.

Sayangnya, mengembangkan tanaman ini terbilang sulit. Dibutuhkan area yang luas karena buah baru bisa matang setelah beberapa tahun, serta dibutuhkan ketinggian tertentu dengan suhu antar 14-24° C agar tanaman membuahkan arabika.

Buah yang dihasilkan cenderung lonjong dengan warna cerah. Selain itu, ciri lain dari tanaman ini memiliki daun yang kecil, begitupun rantingnya yang hanya bisa menampung sekitar 5-8 bonggol buah kopi. Satu hektar tanaman kopi arabika dapat menghasilkan 1-2 ton dengan perawatan intensif.

Wilayah Indonesia yang mampu mengembangkan tanaman ini termasuk dalam area dataran tinggi, di antaranya ialah Aceh Gayo, Toraja Sumatera, Ciwidey Jawa Barat, Kintamani Bali, Wamena Papua, dan Sipirok Tapanuli.

2. Robusta, Pemain Kopi Utama di Indonesia

Robusta merupakan jenis tanaman kopi kedua yang terpopuler. Berbeda dengan arabika yang cukup rewel, tanaman robusta lebih mudah dikembangkan karena bisa tumbuh di dataran lebih rendah serta dapat bertahan dengan iklim panas bersuhu 21-24° C.

 Dari segi fisik memiliki perbedaan dengan jenis kopi sebelumnya, yang mana memiliki ukuran daun lebih besar serta bergerigi. Buahnya cenderung kecil dan bulat. Rasa yang diberikan pahit seperti gandum. Tidak ada kadar gula dalam kopi ini sehingga cocok dinikmati tanpa pemanis tambahan. Tidak disarankan meminum robusta bagi pemilik riwayat asam lambung sebab memiliki kandungan kafein yang tinggi.

Dengan pemeliharaan intensif, 1 hektar tanaman ini mampu menghasilkan robusta 2-5 ton per tahun. Antara lain dihasilkan di beberapa wilayah seperti Sumatera Selatan, Lampung, dan Bengkulu.

3. Liberika, Tinggi Toleransi Terhadap Lingkungan

Biasanya, orang lebih tahu dua jenis kopi tadi. Padahal, ada jenis lain bernama liberika. Alasan kurang dikenal karena tanaman ini menghasilkan kopi liberika berkualitas rendah sehingga jarang diminati para pemangku usaha kopi untuk mengembangkannya. Meski begitu, liberika lebih bisa dikembangkan di dataran rendah hingga daerah gambut, di mana arabika dan robusta tidak dapat tumbuh.

Liberika memiliki ciri daun yang agak lonjong seperti tanaman buah nangka, sebab itulah kerap disebut kopi nangka. Selain itu, buah yang dihasilkan juga besar. Satu hektar tanaman kopi ini bisa menghasilkan liberika kering sebanyak 1 ton per tahun.

Cita rasa kopi dari buah tanaman mirip robusta, hanya saja aromanya berbau asap. Meski kurang digemari, tanaman liberika memiliki keunggulan yang tidak dimiliki jenis tanaman kopi lainnya. Ya, selain menambah pendapatan ekonomi di beberapa wilayah, penanaman kopi ini termasuk dalam upaya revitalisasi gambut.

Kopi jenis ini dapat Sahabat temui di wilayah Kalimantan, Kepulauan Riau, Kuala Tungkal, dan Jember.

4. Exelsa, Kopi dengan Cita Rasa Unik

Sama halnya dengan liberika, exelsa juga kurang begitu populer. Keberadaan tanamannya cukup sulit ditemukan di Indonesia. Karakteristiknya berbatang kekar dan berdaun besar dan lebar. 

Sesuai dengan karakteristik tersebut, buah kopi exelsa lebih besar daripada kopi lainnya. Cita rasa yang dihasilkan dari kopi kering exelsa cenderung kuat disertai rasa pahit yang dominan. Namun, ada pula yang mengatakan rasanya mirip whiskey, padahal tidak mengandung alkohol sama sekali.

Seperti liberika, tanaman kopi exelsa pun mudah dibudidayakan, bahkan dapat tumbuh di lahan gambut serta tahan terhadap hama dan penyakit yang ditakutkan para petani arabika. Tanaman kopi ini dapat Sahabat temukan di Temanggung Jawa Tengah.

Kesimpulan

Sebetulnya, kopi bukanlah tanaman asli Indonesia. Berkat keseburan alam kita, tanaman kopi dapat tumbuh subur di banyak wilayah Indonesia, bahkan beberapa jenis seperti liberika dan exelsa dapat dikembangkan di lahan gambut. Terlepas dari hal tersebut, keempatnya jadi andalan pasar kopi Indonesia.

Meski penyebaran budidaya masing-masing jenis tanaman kopi tidak merata, masyarakat masih dapat menikmati manfaat dari hasil pemeliharaan tanaman-tanaman tersebut.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.