Mengenal jenis tanah sangat penting, terutama bagi Sahabat yang kesehariannya berurusan dengan budidaya tanaman pertanian. Ya, kerika Sahabar menanam bibit di media tanah yang kurang tepat, maka hasil panen tidak akan sesuai harapan bahkan dapat menyebabkan tumbuhan mati..

Dalam hal ini, pemilihan jenis tanah yang baik untuk tanaman merupakan hal utama yang penting untuk diketahui. Apalagi jika Sahabat masih terbilang baru dalam bidang ini. 

Banyak yang sudah membuktikan keberhasilan kebun mereka dengan memperhatikan media dasar tanah. Cara paling mudah yaitu dengan mengetahui tanah mana saja yang dikategorikan bagus untuk budidaya tanaman, khususnya untuk pertanian.

Nah, apa saja jenis tanah yang baik untuk budidaya aneka tanaman di sektor tersebut? Temukan jawabannya di bawah ini.

Mengenal Jenis Tanah yang Baik untuk Tanaman Pertanian

  1. Tanah Aluvial

Tanah aluvial merupakan tanah endapan yang terbentuk dari pasir halus dan lumpur yang mengalami erosi tanah. Proses pembentukan tanah tersebut terjadi di sekitar muara sungai, rawa-rawa, ataupun sisi kanan dan kiri aliran sungai besar.

Karena terbentuk dari proses endapan air, tanah ini kaya akan mineral. Meski tidak semua jenis endapan aluvial memiliki unsur zat hara tinggi, tanah ini masuk dalam kategori yang bagus untuk tanaman. Khususnya tanaman pangan musiman hingga tahunan, seperti padi, palawija, tebu, kelapa, tembakau, dan buah-buahan.

Ciri-ciri yang mudah dikenali dari tanah ini terlihat dari warnanya yang coklat atau kelabu dengan tekstur liat yang halus atau kasar berpasir, tergantung dari aliran air yang membawanya.

Adapun ketersediaan tanah ini tersebar luas di Indonesia, dari Sabang hingga Merauke. Lebih tepatnya berada di wilayah-wilayah hilir sungai. 

2. Tanah Vulkanik

Dari namanya, Sahabat pasti bisa menebak kalau tanah vulkanik ini berasal dari hasil pelapukan bahan yang dimuntahkan oleh gunung berapi. Bahan-bahan dari dasar letusan tersebut akan mengalami pendinginan begitu terkena hujan, kemudian terbentuklah unsur tanah vulkanis. 

Karena berasal dari endapan gunung yang kaya akan organik, tanah yang dihasilkan mengandung hara dan mineral yang tinggi. Artinya, tanah tersebut tergolong baik untuk tanaman.

Tanah vulkanik memiliki beberapa jenis. Dua diantaranya yang terpopuler adalah tanah andosol dan regosol. Keduanya baik untuk material dasar tanaman persawahan dengan masing-masing-masing contohnya sebagai berikut.

Tanah vulkanik regosol cocok ditanami tembakau, palawija, dan buah-buahan. Sementara itu, tanah vulkanik andosol lebih cocok untuk tanaman tahunan, seperti kopi, kina, pala, dan buah-buahan berbahan keras. Perbedaan pemanfaatan tersebut dikarenakan keduanya memiliki karakteristik yang berbeda.

Selain pemanfaatannya, karakteristik tampilannya juga berbeda. Tanah andosol memiliki warna coklat kehitaman, bertekstur halus dan gembur yang cukup mencirikan jika tanah ini memiliki kesuburan yang tinggi. Sementara regosol berwarna kelabu, bertekstur kasar seperti pasir, dan tidak lengket di tangan. 

Kedua jenis tanah vulkanik tersebut umumnya dapat ditemukan di daerah pegunungan, atau dekat dengan lereng yang berada di daerah Sumatera, Jawa, Bali, dan Lombok. 

3. Tanah Hasil Pelapukan Tumbuhan

Selain dari muntahan gunung berapi, jenis tanah yang baik untuk tanaman salah satunya terbentuk dari hasil pelapukan tumbuhan. Di Indonesia, terdapat dua jenis tanah yang terbentuk dari proses tersebut, yaitu tanah humus dan tanah gambut. 

Umumnya, tanah humus terbentuk dari pelapukan bagian-bagian tumbuhan, seperti daun dan ranting. Sementara tanah gambut merupakan dari hasil pelapukan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat.

Dari warnanya yang kehitaman, sekilas keduanya memiliki kemiripan yang sulit dibedakan. Namun dari segi kandungan sangat berbeda jauh. Tanah humus bersifat tinggi zat hara sehingga sangat baik digunakan untuk tanaman pertanian, sedangkan tanah gambut sebaliknya. Malah bersifat asam, yang mana hanya bisa ditanami tumbuhan tertentu saja, seperti singkong, ubi jalar, jagung, dan kacang tanah. 

Di Indonesia, persebaran humus ada di semua pulau. Sementara letak kekayaan tanah gambut paling besar terletak di wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Papua, namun di Sulawesi hanya sebagian kecil wilayah saja.

Kesimpulan

Ketiga tanah tadi memiliki potensi yang baik bagi pemeliharaan tanaman pertanian. Meski terbentuk dari proses yang berbeda, masing-masing kaya akan zat yang baik bagi pemeliharaan tumbuhan, khususnya pertanian agar bisa menghasilkan panen lebih baik. 

Namun, penggunaan ketiganya tidak bisa sembarang diaplikasikan ke berbagai jenis tumbuhan. Harus disesuaikan dengan masing-masing tanah. Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, setiap jenisnya memiliki ciri unik tersendiri, yang mana turut mempengaruhi jenis tumbuhan yang bisa ditanam di atasnya.

Jika jenis tanah tersebut sulit ditemukan, Sahabat tidak perlu khawatir karena internet memungkinkan Sahabat membeli tanah khusus tanaman secara online.

Meski begitu praktis, terdapat beberapa hal yang mungkin membuat Sahabat sedikit keberatan, seperti membayar biaya pengiriman tanah yang tidak murah. Semoga dengan mengetahui hal ini bisa menambah pengetahuan seputar pertanian, serta mengurangi kerugian akibat tidak mengerti soal jenis tanah yang baik untuk tanaman pertanian.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.