Cara berkembang biak tanaman jahe – Selama berabad-abad, jahe telah menjadi bumbu masakan yang sangat populer di berbagai masakan. Selain itu, jahe juga telah di gunakan sebagai bahan dalam pengobatan tradisional karena berbagai nutrisi dan kehangatan yang di hasilkannya.

Jahe berasal dari Asia Pasifik dan telah menyebar dari India hingga China. Oleh karena itu, India dan China dikatakan sebagai negara pertama yang menggunakan jahe.

Cara Berkembang Biak Tanaman Jahe

Tanaman jahe merupakan tanaman yang sangat bermanfaat bagi manusia dan dapat di gunakan sebagai bumbu untuk di masukkan ke dalam obat. Di daerah dingin, jahe tidak tumbuh dengan baik, sehingga jahe di tempatkan di dalam ruangan dan di tempatkan di pot selama musim dingin dan di keluarkan saat musim dingin berakhir. Berikut cara berkembangbiak tanaman jahe.

Cara berkembangbiak tanaman jahe adalah dengan metode rhizoma atau disebut juga dengan akar tinggal atau bahkan rimpang. Sangat terlihat dari daun, batang dan akar yang tumbuh dari rimpang. Rimpang sendiri merupakan bagian yang tumbuh dari pucuk di bawah permukaan tanah yang biasanya membengkak.

Rimpang tanaman jahe ini akan tumbuh dari tengah kemudian keluar dari dalam tanah, kemudian berangsur-angsur memanjang dan tumbuh menjadi batang tanaman jahe. Setiap daun yang melakukan fotosintesis mengubah energi matahari dan menyimpannya sebagai cadangan makanan di rimpang tanaman yang berada di bawah tanah.

Akar tanaman ini juga akan tumbuh dari rimpang yang nantinya akan menyebar ke dalam tanah dan mentransfer air dan nutrisi yang diserapnya dari dalam tanah. Tanaman jahe yang berkembang biak dengan rimpang ini akan terus memanjang dan tidak membuat rimpang kecil baru dari tanaman induknya.

Baca juga : Cara Merawat Tanaman Cabe Rawit Agar Lebat

Cara Menanam Jahe

Tidak hanya sebagai bumbu masakan, jahe juga sering digunakan sebagai obat tradisional. Tanaman jahe memiliki banyak manfaat kesehatan, seperti mencegah penyakit kulit, mencegah masalah perut, dan bertindak sebagai antioksidan dalam tubuh. Selain itu, jahe dipercaya dapat meningkatkan stamina.

Nah, jika Anda sering menggunakan jahe, Anda bisa mencoba menanam bumbu ini di rumah. Tentunya akan lebih praktis karena Anda tidak perlu lagi membelinya di pasar. Berikut merupakan cara menanan jahe.

Pilih jenis jahe yang ingin Anda tanam

Anda harus terlebih dahulu menentukan jenis jahe yang ingin Anda tanam agar tidak membuat kesalahan nantinya. Saat ini ada beberapa jenis jahe yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan dan obat tradisional, yaitu:

  • Putih besar merupakan tanaman jahe yang memiliki umbi berwarna putih kekuningan dan berukuran 8-8,5 cm.
  • Putih kecil adalah jahe dengan umbi putih kekuningan, berlapis-lapis, ukuran 3-4 cm.
  • Jahe merah dengan umbi berwarna merah atau jingga muda, berlapis-lapis, berbau menyengat dan berukuran 4-4,5 cm.

Membuat bibit rimpang jahe umur 10 bulan

Setelah Anda menentukan jenis jahe yang ingin ditanam, langkah selanjutnya adalah melakukan pembibitan. Pilih rimpang jahe yang berminyak dan berkulit halus. Umumnya rimpang jahe yang baik di gunakan untuk bibit berumur minimal 10 bulan. Setelah Anda mendapatkan rimpang jahe yang tepat, rendam rimpang tersebut dalam air hangat semalaman.

Kemudian, letakkan rimpang di tanah sampai bertunas. Simpan di tempat yang kering dan tidak mudah terkena sinar matahari langsung. Rimpang jahe bisa dipindahkan ke media tanam saat tunas berukuran 1-2 cm.

Siapkan media tanam

Menanam jahe tidak membutuhkan pekarangan yang luas.  Bahkan, Anda bisa menanamnya di pot berukuran 30 cm x 35 cm. Pot ini cukup untuk menanam 3-4 potong jahe. Di dalam pot, masukkan tanah sebagai media tanam. Agar lebih subur, tambahkan campuran kompos dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1.

Pindahkan tunas ke media tanam

Langkah selanjutnya adalah memindahkan rimpang jahe yang sudah bertunas ke dalam media tanam yang sudah di siapkan. Pertama, potong rimpang jahe menjadi kecil-kecil terlebih dahulu. Setiap bagian dapat memiliki beberapa gulungan. Selanjutnya, tempatkan rimpang 5-10 cm ke dalam tanah. Jika Anda menanam beberapa jahe sekaligus, pastikan ada jarak 5 cm antara jahe agar akarnya tidak berbenturan.

Rawat sampai waktu panen

Langkah terakhir adalah mencoba merawat tanaman jahe Anda sampai waktu panen tiba. Agar jahe tumbuh dengan baik, jauhkan tanaman dari sinar matahari langsung dan letakkan pada suhu 24-30 derajat Celcius. Lingkungan yang dingin hanya akan memperlambat pertumbuhan jahe, bahkan menyebabkan bijinya tidak tumbuh.

Siram tanaman jahe setiap hari dengan air secukupnya. Airnya jangan sampai menggenang agar jahe tidak membusuk. Oleh karena itu, pastikan pot yang Anda gunakan memiliki sistem drainase yang baik.

Tanaman jahe Anda akan siap panen setelah 10-12 bulan. Namun ada juga jahe yang dipanen saat baru berumur 4 bulan untuk dijadikan minuman.

Penyakit dan Hama yang Menyerang Tanaman Jahe

Karena manfaat nya banyak yang memutuskan untuk menanam jahe di halaman belakang rumah. Jahe dapat hidup dengan mudah bila di tanam langsung di tanah atau di dalam wadah seperti kantong plastik. Tanaman jahe yang tidak di rawat dengan baik akan mudah terserang hama dan penyakit yang bisa menyebabkan tanaman mengering, busuk hingga mati.

Di bawah ini adalah beberapa jenis penyakit dan hama yang menyerang tanaman jahe sehingga mudah mati.

Layu bakteri

Apakah tanaman jahe Anda tiba-tiba layu dan menguning meskipun di siram secara teratur? Bisa jadi tanaman jahe Anda terserang penyakit layu bakteri. Penyakit ini di sebabkan oleh bakteri yang masuk ke jaringan pembuluh darah dan kemudian berkembang biak.

Bakteri ini mencegah pucuk dan daun mendapatkan cukup air dan nutrisi untuk bertahan hidup. Rimpang akan tampak basah karena air atau akan memiliki area yang terendam air sehingga bakteri dapat tumbuh dengan mudah.

Fusarium kuning

Fusarium merupakan salah satu jenis jamur yang menyerang tanaman jahe dengan cara yang sama seperti penyakit layu bakteri. Pertumbuhan jamur tidak secepat pertumbuhan bakteri, sehingga walaupun terinfeksi jamur, tanaman akan layu secara perlahan.

Salah satu tanda tanaman jahe terinfeksi jamur kuning adalah adanya tunas kuning yang kerdil di antara tanaman sehat. Berbeda dengan layu bakteri yang memiliki rimpang basah, daun fusarium membusuk dan mengering.

Nematoda simpul akar

Nematoda sering menyerang tanaman di pekarangan, tetapi pada jahe gejalanya sedikit berbeda. Jika nematoda biasanya menyebabkan tanaman memiliki jaringan yang menonjol, pada tanaman jahe gejalanya adalah pada perubahan penampilan jahe. Jahe menjadi kental, tersumbat dan pecah-pecah.

Kebanyakan penyakit yang menyerang tanaman jahe tidak dapat di sembuhkan, tetapi dapat di cegah. Oleh karena itu sangatlah penting untuk memperhatikan pertumbuhan tanaman jahe yang Anda punya. Hindari mengganti tanaman jahe dengan tanaman tomat, paprika, terong, atau tomatillo karena jenis tanaman ini memiliki beberapa patogen yang dapat menular.

Yang terbaik adalah melakukan solarisasi tanah sebelum menanam jahe di tanah bekas. Penyakit jahe sering kali berasal dari dalam tanah. Gunakan tanah dengan drainase yang baik agar tanah tidak mudah lembab dan menjadi tempat berkembang biaknya bakteri dan jamur. Itulah cara berkembangbiak tanaman jahe, semoga bermanfaat.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.